misterarie
Facebook
WhatsApp
Email

Teori Kebahagiaan Versi Imam Syafi'i

Orang miskin yang terlilit utang 10 juta, itu tekanan yang dia rasakan sama seperti orang kaya yang terlilit utang 10 miliar.

Demikian juga orang miskin yang tiba-tiba dapat rezeki 10 juta, itu kebahagiaan yang dia rasakan sama seperti orang kaya yang tiba-tiba untung 10 miliar.

Pada konsepnya, tekanan dan kebahagiaan seseorang itu berbading lurus dengan kapasitasnya dan memiliki efek yang sama sekalipun secara nominal materilnya terlihat beda jauh.

Sederhananya begini, kita baca berita ada orang miskin mengakhiri hidupnya setelah terlilit utang pinjol sebesar 10 juta. Lalu orang-orang dengan strata ekonomi menengah ke atas merasa heran dan berkata, “Padahal cuman 10 juta, kenapa sampai harus mengakhiri hidup?”. Perkataan ini tentu tidak salah karena perbuatan tersebut memang tidak bisa dibenarkan. Tapi utang 10 juta bagi orang miskin itu bukan sebatas “CUMAN”, namun itu sudah “sesuatu banget”. Karena daya tekan “utang 10 juta” itu sudah sangat cukup untuk membuat si miskin stress, depresi, dan putus asa, sehingga ia tidak kuat lagi menahan hidup.

miskin sedih

And vice versa. Sebaliknya juga sama! Jumlah Dopamin (hormon kebahagiaan) yang dilepaskan oleh seseorang yang lagi seneng itu sebenarnya sama saja. Orang miskin yang dapet sembako Pemilu, orang fakir yang dapat nasi Jumat Berkah, random people yang dapet give away dari konten kreator, siswa lulusan SMA yang dapet beasiswa kuliah ke luar negeri, fresh graduate yg diterima lamaran kerjanya, itu hormon Dopamin yang dilepaskan oleh tubuh mereka saat bahagia, sama persis dengan Elon Musk saat melihat harga valuasi Tesla-nya naik puluhan triliun.

Jadi jangan dikira, penjual es teh yang mendapat Umroh sekeluarga senilai 200 juta, itu kebahagiaannya berbeda dengan owner skin care yang dalam sehari mendapatkan profit 1 Miliar. Karena measure Hormon Dopamin dalam darah seseorang itu kisaran 0-30 pg/mL (pikogram per milimeter), bahkan di otak bisa meningkat sampe 2–3 kali lipat di daerah tertentu seperti Nucleus Accumbens. Tetapi dalam darah, peningkatannya biasanya gak lebih dari 50–60 pg/mL, dan itu pun dianggap sudah tinggi.

Artinya apa? Artinya seorang pengamen yang sangat bahagia ketika dikasih uang 100 ribu, itu level kebahagiaannya sama persis dengan seorang Buzzer yang dikasih kursi komisaris. Walaupun pendapatan komisaris dalam sebulan bisa ribuan kali lipat dari penghasilan pengamen dalam setahun, tapi secara faktual, Dopamin yg dihasilkan sama² di rate 60 pg/mL. Jadi gak ada tuh, orang yg karena lagi sangat bahagia, sampai² Dopamin yg dikeluarkannya tembus 1.000.000 pg/mL.

dopamin dopamine

Dengan Demikian, benarlah apa yang pernah dikatakan oleh Imam Syafi’i RA:

إِذا ما كُنتَ ذا قَلبٍ قَنوعٍ *** فَأَنتَ وَمالِكُ الدُنيا سَواءُ

“Jika engkau memiliki hati yang qana’ah (merasa cukup), maka engkau dan orang yang memiliki seluruh isi dunia adalah sama.”

Dari sini kita ketahui, semua hasrat dan nafsu manusia itu sebenarnya terbatas, sehingga orang yang makan Ikan Asin Sambel Terong di pinggir sawah, kenikmatan yg dirasakannya sama persis dengan orang yang makan Wagyu A6 Medium Rare dengan taburan Caviar di Nusr-Et Steakhouse. Bedanya cuman di lidah, tapi sensasi kenikmatan dan volume lambungnya sama.

Dan juga, orang yang pergi kerja memakai sepatu kulit imitasi Cibaduyut, yang dirasakan itu sama seperti orang yg pergi ngantor pake Sneaker Air Jordan 1 Low Travis Scott x Fragment. Bedanya di merk saja, kalo fungsi mah sama² buat melindungi kaki dari kerikil.

Dan lagi, orang yang pergi kondangan sambil nenteng tas Made in China beli di Tenabang, sensasinya sama persis seperti yang nenteng tas Louis Vuitton Made in France yang beli di Jakarta Pacific Place, bedanya di gengsi doang, kalo fungsi mah sama-sama cuman muat buat bawa tiga buah jeruk sisa kondangan.

Pada akhirnya, Teori Kebahagiaan itu letaknya bukan di kepemilikian, bukan di materi yang melekat, ato pada benda² yang yg diberi predikat mewah dan prestise, tetapi —sekali lagi— seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi’i: di dalam “Hati yang Gampang Puas dan Mudah Menerima.”

Scroll to Top